4.1 Radiasi elektromagnetik [kembali]
Energy
radiasi dapat dibayangkan sebagai medan-medan listrik dan magnet
berosilasi secara tegak lurus pada arah rambatan. Contohnya cahaya nampak.Semua jenis ini merambat dengan kecepatan cahaya yang sama, c ,sebesar 3,00 X
108 m/s (186000 mi/s)1,tetapi frekuensi dan panjang gelombangnya berlainan.
Frekuensi, v, didefinisikan sebagai beberapa daur(cycle)
gelombang melawati suatu titik dalam satu satuan waktu biasanya jangka waktu itu adalah 1
detik dan satuan itu dinyatakan sebagai daur per detik , atau s-1. Satuan SI
untuk frekuensi ialah hertz, Hz, 1 Hz = 1 S-1.Panjang gelombang λ, ialah jarak antara dua titik apa saja
yang identik, pada daur berulang berdampingan (dari) pola gelombang itu,
dan dinyatakan dalam satuan panjang, misalnya meter (m), sentimeter (cm), atau
nanometer (1 nm = 10-9 m).
Seringkali pengukuran dibuat dalam panjang gelombang dan bukan frekuensi.Hubungan antara frekuensi dan panjang gelombang energi radiasi dilukiskan oleh gambar.Kesembandingan terbalik dinyatakan secara matematik sebagai
:
vα1/λatau v = c/λ
4.2 Spektra Atom [kembali]
Suatu spektrum merupakan hasil
yang
diperoleh bila suatu berkas radiasi dibagi-bagi kedalam panjang-panjang gelombang komponennya.Jika radiasi yang terbagi-bagi (terdispersikan)
itu berasal dari atom tereksitasi, spektrum itu disebut spektrum atom. Suatu instrumen optis digunakan untuk membentuk
spectra disebut spektroskop.Suatu diagram
spektroskop prisma sederhana dipaparkan dalam gambar:
Inti spektrum ini adalah suatu prisma kaca
yang membelokkan jalan cahaya yang melewatinya.Jalan warna-warna
(panjang-panjang gelombang) yang
berlainan dibelokkan secara berbeda-beda dan dapat diamati dengan mata (visual)
atau direkam pada film.Alat lain untuk memperoleh spectra ialah spesktroskopkisi.
Suatu kisi dibuat dengan seksama dengan mengguratkan garis-garis sejajar yang
teratur dan berdekatan, pada suatu permukaan yang dipoles.
Suatu berkas cahaya akan didifraksikan dan menghasilkan suatus spektrum, seperti gambar
Bidang
studi yang mengusahakan diperolehnya spektra dan menganalisisnya disebut
spektroskopi. Spektroskop prisma dan kisi digunakan untuk memperoleh spektra,
tak hanya dalam daerah nampak, tetapi juga dalam jangaka yang luas di kiri dan
kanan daerah nampak itu (gambar 4.2).
Penemuan
spektroskop pada tahun 1859, memungkinkan adanya penelitian terhadap radiasi
yang dipancarkan oleh atom yang dibangkitkan. Melalui penelitian mengenai
spektra atonik ialah para ahli fisika dan kimia menemukan bagaimana hubangan
susunan elektron dengan sifat kimia dari unsur itu.
4.2.1 Spektra Emisi
Bila
suatu unsur menyerap energi secukupnya,misalnya dari nyala atau suatu busur
listrik, unsur itu akan memancarkan energi radiasi. Meskipun tiap unsur dapat
dipanaskan sehingga membara, beberapa unsur cukup dipanaskan dalm suatu nyala
bumen untuk menguapkannya dan membuatnya memancarkan cahaya bewarna khas.
Suatu
metoda yang mudah untuk menguji suatu zat, apakah mengandung unsur-unsur ini,
adalah dengan melarutkan sedikit bahan dalam air, kemudian celupkan suatu
lingkaran kawat platinum ke dalam larutan itu. Jika tetes kecil larutan
diuapkan pada kawat itu dan kawat dipanaskan dalam nyala panas dari suatu
pembakar di laboraturium, nyala itu akan memperoleh suatu warna yang khas dari
unsur-unsur yang dikandung dalam zat itu.
Suatu
unsur seringkali dapat diidentifikasikan dengan pengamatan oleh mata terhadap
nyala dan berdasarkan rujukan seperti yang dipaparkan dalam tabel diatas. Untuk
identifikasi yang benar-benar positif observasi visual tidaklah mencukupi
misalnya, banyak orang menghadapi kesulitan dalam membedakan nyala litium dan
strontium.
Analisis
yang cermat trhadap warna nyala atau radiasi karakteristik lain yang
dipancarkan oleh suatu unsur dapat dilakukan dengan suatu spektroskop. Ketika
radiasi yang dipancarkan melewati suatu prisma dalam suatu spektroskop, radiasi
ini dipasahkan dalam panjang-panjang gelombang penyusunnya untuk membentuk
suatu bayangan yang disebut spektrum emisi.
Suatu
spektrum emisi kontinu terdiri dari suatu pita warna dari semeua panjang
gelombang yang mungkin, tanpa putus-putus. Pada temperatur yang sangat tinggi
kebanyakan zat padat akan menjadi “bara putih” dan memberikan suatu spektrum
emisi kontinu. Tak terdapat garis-garis gelap bila cahaya bara putih tadi
dianalisis dengan suatu spektroskop. Unsur dan senyawaan yang sukar meleleh
dapat digunakan sebagai sumber spekta kontinu dengan mudah. Wolfran (tungsten)
yang biasa digunakan sebagai bahan kawat
pijar dalam lampu pijar, merupakan contoh suatu unsur.
Bila
suatu arus listrik melewati tabung yang diisi hidrogen yang disainnya serupa dengan lampu neon
biasa, akan dipancarkan suatu radiasi. Jika radiasi yang dipancarkan ini
disebar oleh suatu prisma atau kisi, akan diperoleh suatu spektrum emisi
diskotinu. Spektrum emisi diskontinu suatu zat terdiri dari suatu pola garis
terang pada latar belakang yang gelap. Spektra emisi diskontinu juga disebut
spektra garis nampak. Spektra emisi semacam itu memainkan perana penting dalam
penyelidikan ilmiah, karena spektrum unsur bersifatseperti sidik jari. Unsur
ribidium, sesium, talium, indium, dalium, spekskandium ditemukan (antara tahun
1860 dan 1879) sebagai hasil pemeriksaan spektroskopik bahan galian yang
menunjukkan garis-garis spektral nampak yang tidak sama dengan garis-garis
unsur yang telah dikenal sebelumnya.
Unsur
helium ditemukan dalam matahari, 93 juta mil jauhnya, sebelum diketahui bahwa
juga terdapat di bumi. Dalam tahun 1868 para astronom Eropa pergi ke India
untuk memperoleh lokasi yang baik dalam melakukan pengamatn selama gerhana
matahari. Seorang astronom Perancis, Prierre Janssen, merekam beberapa garis
yang tak dapat diidentifikasidalamspektrum dari corona matahari, atas dan mana,
J.N. Lockyer, seorang Inggris sezamannya, menyarankan bahwa garis-garis itu
berasal dari suatu unsur yang terdapat dalam matahari, dan tak terdapat di
bumi. Unsur itu disebut belium dari kata Yunani: belios (matahari). Baru 27
tahun kemudian, dalam tahun1895, Sir Wililiam Ramsey, menjumpai bahwa helium
juga terdapat di bumi terkait denga bahan-bahan galian tertentu. Dengan
memanasi mineral itu ia mendapti pengeluaran gas: salah satunya memiliki
spektral yang cocok dengan pola yang dijumpai Janssen dan Lockyer.
4.2.2 Spektra Absorpsi.
Bila radiasi elektromagnetik kontinu, misalnya cahaya putih, dilewatkan suatu
zat, panjang gelombang tertentu dari radiasi itu mungkin akan diserap. Panjang
gelombang-gelombang ini karakteristik dari zat-zat yang mengasorbsi (menyerap)
radiasi , dan pola garis-garis gelap ini dirujuk sebagai suatu spektrum
absorpsi.
Bagian dari spectrum kontinu yang
dipancarkan oleh matahari, diserap oleh gas-gas yang berada dalam atmosfer
matahari. Karena serapan ini terdapat garis-garis gelap sempit dalam spectrum
yang seharusnya kontinu itu. Garis-garis gelap ini disebut garis Fraunbofer , posisi garis-garis gelap ini memungkinkan
diidentifikasinya gas-gas yang menyerap cahaya ini.
Bahan berwarna yang tembus cahaya
menyerap cahaya Nampak pada pada panjang-panjang gelombnag tertentu.
Bahan-bahan yang tak menyerap cahaya Nampak mungkin akan menyerap cahaya
ultraviolet atau inframerah pada panjang-panjang gelombang karakteristik.
Alat-alat elektronik modern dapat merekam spectra absorpsi secara automatic
(Gambar 4-7).
4.2.3 Teori Kuantum Untuk Radiasi. Sebelum tahun 1900 para ahli fisika telah menemui
masalah dalam memahami sifat energy radiasi yang dipancarkan oleh materi yang
di panaskan. Menurut teori yang palng berpengaruh saat itu, radiasi yang
dipancarkan oleh partikel bermuatan listrik kecil yang berosilasi , yang
frekuensi osilasinya berubah-ubah secara sinambung bila termperaturnya diubah.Namun
persamaan yang diturunkan tidak sesuaidengn data eksperimen. Kemuidan Max
Planck, memecahkan pertentangan in. Planck menyimpulkan bahwa radiasi tak dapat
dipancarkan maupun diserap secara sinambung, melainkan bahwa energy radiasi bersifat tak sinambung dan
terdiri dari paket-paket energy yang disebut kuantum atau foton.
Menurut Planck, energy suatu foton
berbanding lurus dengan frekuensi radiasi atau
Tetapan
,
disebut tetapan kesebandingan Planck,
dengan dimensi energy per foton kali waktu. Jika E dalam Joule,
Dari
frekueni yang dapat dihitung energy yang dikaitkan pada sebuah foton tunggal
energy. Karena v=c/lamda,
maka
energy mudah pula dihitung bila diketahui panjang gelombang nya.
Contoh 4.2
Dalam
spectrum Nampak (dari) suatu hydrogen yang tereksitasi, terdapat suatu garis merah
dengan suatu panjang gelombang sebesar 656,3 nm. Untuk garis emisi ini,
berapakah frekuensi (dalam hz) dan energy per foton (dalam joule)
Jawaban.
Dalam spectrum electromagnet yang
didiagramkan dalam gambar 4-2, makin tinggi frekuensi atau makin pendek panjang
gelombang, makin besar energy per foton.
4.2.4 Efek Fotolistrik.
Efek Fotolitsrik, yakni terpentalnya electron dari permukaan logam oleh
cahaya.Elektron belum dilepaskan dari permukaa suatu logam tertentu smpai
frekuensi cahaya itu mencapai harga minimum tertentu, yang disebut frekueni ambang ,
Harus dibedakan dengan jelas intensitas atau terangnya suatu cahaya,
yang merupakan ukuran banyaknya foton per satuan luas per satuan waktu, dan
energy per foton.Suatu sumber cahaya dapat sangat terang , namun bila energy
foton-foton secara individu melampauai energy ambang
,
belum ada electron yang terpental dari
logam sasaran. Sumber cahaya lain mungkin berintensitas rendah (redup,
tetapi jika energy fotonya berada di
atas energy ambang, electron-elektron akan terpentalkan dari logam sasaran
dengan suara kecepatan tertentu.
Energi
tiap foton ditentukan oleh frekuensi cahaya itu, yakni E=hv
.
Banyak nya energy yang diperlukan untuk mementalkan sebuh electron dalam sebuah
atom yang terikat ke atom-atom lain dalam logan disebut fungsi kerja W0 ,
Jika
foton itu memiliki energy yang melebihi energy ambang minimum ini, maka
kelebihan energi itu dapat diubah menjadi energy kinetic, E.K, dari electron
yang terpancarkan
Jadi, Einstein menerapkan konsep
Planck tentang energy cahaya terkuantisasikan untuk menunjukkan bagaimana
memperhitungkan dengan cermat energy sebuah kuantum / foton.
4.2.5 Penerpan Teori Kuantum dalam Spektra Atom. Pada tahun 1885, J.J Balmer,
menjumpai bahwa panjang gelombang suatu deret garis garis emisi dalam spectrum
Nampak dari hydrogen atom berhubungan satu sama lain, oleh rumus yang dapat
ditulis sebagai
Dalam
persamaan ini, RH adalah suatu tetapan yang disebut tetapan Rydberg dan harganya adalah 1,09678 ×
107 m-1 . Untuk deret garis-garis ini, yang disebut deret Balmer,n1 mempunyai
harga 2 dan n2
Berharga
2+1, 2+2, 2+3, dan seterusnya. Empat garis ini terlihat dalam daerah Nampak
(dari) spectrum hydrogen ( lihat gambar 4-6)
Persamaan (1) merupakan persamaan
umum yang dapat diterapkan untuk deret-deret garis lain dari spectrum hydrogen
itu. Untuk garis-garis berpanjang gelombang lebih panjang, yang muncul di
daerah inframerah, dsebut deret Paschen, harga
n1 ialah 3, n2 adalah 3+1, 3+2, 3+3 dan
seterusnya. Meskipun persamaan (1) sangat sesuai dengan data eksperimen, belum
dapat penjelasan teoritis bagi rumus itu.Pada tahun 1913, Niels Bohr,
mengembangkan suatu teori yang
menjelaskan posisi-posisi garis Balmer dan Paschen itu, yang disebut teori
Bohr.
Teori Bohr. Ia membayangkan atom
sebagai suatu inti postif yang dikitari oleh satu electron atau lebih yang
bergerak dalam suatu lintasan bulat tertentu. Pengandaian Bohr :
1.
-Selama sebuah electron tetap
tinggal dalam lintasanya ,atau keadaan stastioner, electron itu tidak bertambah
ataupun brkurang energinya.
2.
-Bila sebuah electron meloncat
dari satu lintasan (atau keadaan stasioner) ke lintasan yang lain, maka
transisi semacam itu disertai dengan penyerapan atau pemancaran sejumlah
tertentu energy yang sama dengan selsih energy antara kedua keadaam transisi itu.
Keadaan-keadaan
stasioner atau tingkatan energy, yang baisanya dihuni oleh electron, ialah
keadaan yang berenergi relative rendah, yang disebut keadaan dasar. Bilaatom
itu dinaikkan temperaturnya, maka electron-elektron, terutama yang terletak
diluar dalam atom-atom tereksitasi , menyerap energy dan dipaksa meloncat ke
tingkatan dengan energy yang lebih tinggi, yang disebut keadaan eksitasi.
Bila EH ialah tingkatan energy
yang tinggi dan EL tingkatan energy yang rendah maka selisih energy
ialah EH – EL . Selish energy yang konstan ini
menjelaskan mengapa radiasi yang dipancrakan oleh suatu unsure tertentu selalu
mempunyai perangkat frekuensi ( atau panjang gelombang) yang sama, yakni
Persamaaan (2) yang menghubungkan
frekuensi suatu garis dalam spectrum emisi hydrogen dengan energy yang
dipancarkan bila electron itu jatuh dari tingkatan energy tinggi ke tingkatan
energy rendah :
Dalam
kata-kata Bohr, “ Nampak bagi kita bahwa
rumus ini emnjelaskan hokum yang menghubung-hubungkan garis-garis dalam
spectrum hydrogen. Jika dimasukkan nL =2 dan membiarkann nH beruabh-ubah,
akan diproleh deret Balmer. Jika diambil nL = 3 akan diperoleh deret
dalam daerah ultramerah yang dijumpai Paschen dan sebelumnya telah di duga oleh
Ritz. Jika diambil nL =1….., akan diperoleh [a] deret itu dapat
duharapkan.
Dalam gambar 4-9, garis spectral deret
Paschen, Balmer dan Lyman dihubungkan dengan transisi teoritis electron dari
tingkatan energy yang satu ke yang lain. Jika persamaan (2) dipecahkan untuk
deret Balmer, maka frekuensi untuk jatuhnya electron dari nH =3 ke nL =
2 adalah 4,57 × 1014 Hz.Frekuensi ini sepadan dengan garis merah
pada suatu panjang gelombnag 656,3 nm (lihat contoh 4.2 dan gambar 4-6). Dengan
suatu spektroskop yang peka dapat diamati 12 garis Balmer, semuanya pada
frekuensi yang cocok dengan rumus Bohr.
Dari ketiga deret yang ditunjukkan dalam
gambar 4-9, radiasi Lyman, yang timbul karena
dari perpindhan electron ke tingkatan energy yang terdekat dengan inti
yang postif, mempunyai paanjang gwlombang terpendek (frekuensi tertinggi).
Radiasi Paschen, yang melibatkan perpindahan electron ke tingktan energy ketiga
mempunyai panjang gelombang terpanjang (frekuensi terpendek). Dalam tiap deret
, makin besar selisih antaratingkatan tinggi dan rendah, makin pendek panjang
gelombang dari radiasi yang dipancarkan bila terjadi perpindahan electron.
Contoh 4.3
Jikakitainginmenghitungfrekuensi
(dalam hertz) gunakanPersamaan (2) untuktiapgarisderet Lyman yang
ditunjukkandalamGambar 4-9. (Diberikan: 1 C = 9,4805 x 104 kg1/2
. m3/2 . s-1 , danharga – harga lain
diambildariLampiranTabel A.4).
Jawaban. Untuk menyederhanakan perhitungan dengan Persamaan (2),
pertama – tama kumpulkan tetapan di depan tanda kurung dihitung:
Frekuensi kelima garis
Lyman dihitung dari persamaan yang disederhanakan ini, Ringkasan,
Hubungan Persamaan (2) kePersamaan –
persamaan lain. Jika persamaan (2)
dipecahka nuntuk kebalikan panjang gelombang 1/λ, akan diperoleh : persamaan (3)
(4)
|
Dari Persamaan (4)
diperolehsuatupersamaan yang digunakanuntukmenghitungenergi yang
menyertailoncatanelektro : persamaan (5)
UntukmencariPanjangGelombang
ataupunfrekuensi, v, padanannya,
dapatdihitungmenggunakanPersamaan (4) ataupunPersamaan (5),
denganmenggunakanpersamaan :
MengujiTeori
Bahr
Salah
satu cara untuk menguji suatu teori adalah dengan merancang suatu eksperimen yang
hasilnya menerima atau menolak teori tersebut. Tetapi jika hasil eksperimen yang
diperlukan telah tersedia, maka yang diperlukan hanyalah membandingkan hasil –
hasil ini dengan hasil yang diramalkan oleh teori itu.
Bohr menalarkan bahwa energi yang
dilepaskan oleh sebuah electron yang
jatuh dari suatu tingkatan atas ketingkatan bawah haruslah sama dengan energy yang
diperlukan untuk mengeksitasikan electron
dari tingkatan bahwa ketingkatan atast ersebut. Terdapat energi eksitasi yang
dikenal untuk hydrogen. Energy pengionannya telah diukur dan dijumpai sebesar 13,54
eV. Bohr mengandaikan bahwa ini adalah energy yang diperlukan untuk mengeksitasi
electron dari tingkatan keadaan-dasar ataupun terbawah (
ke suatu posisi di mana tak
terdapat lagi gayatarik antara electron dan inti. Bohr mengatakan bahwa secaramatematik ini setara denganharga
sama dengan takterhingga
(∞).
(6)
|
Dengan menggunakan rumus semacam ini dan nilai
yang tersedia dalam tahun 1913 untuk tetapan Planck, Bohr menghitung energy
pengionan hydrogen dan memperoleh harga sebesar 13 eV.
Ini cukup mendekati harga eksperimen sehingga orang merasa yakin akan teori Bohr. Harga
modern untuk energi pengionan atom hydrogen dihitung dalamContoh 4.4.
Contoh 4.4
Gunakan Persamaan (6)
untuk menghitung harga modern untuk energy pengionan hydrogen.
Bandingkan harga ini dengan harga modern sebesar 13,60 eV. (Gunakan, 1 eV =
).
Jawaban.
Harga yang
dihitung secara tepat sesuai dengan harga yang ditentukan secara eksperimen.
(7)
|
Dengan mengambil
nL=1 dan nH
, seperti dilakukan
untuk atom H, dapat dihitung energy pengionan untuk spesi lain yang mempunyai
inti dan hanya satu elektron,
.
Suatu perbandingan harga harga yang diperoleh dengan penggunaan Persamaan (7)
dengan harga eksperimen, dipaparkan dalamTabel 4.2.
Meskipun model Bohr dengan tingkatan
energy terkuantisasikan, atau bilangan – bilangan kuantum,
sukses dalam menerangkan sifat–sifat spektral atom hidrogen, ternyata gagal untuk
atom – atom yang lebih rumit. Model ini tak dapat diperluaske atom helium yang sederhana dengan dua elektron,
bahkan bila sejumlah perubahan (modifikasi)
dimasukkan kedalam teori untuk memperhitungkan antaraksi electron – electron.
Studi lebih lanjut menghasilkan perubahan – perubahan mendasar dalam teori itu,
seperti dikemukakannya sub tingkatan energy (lihatseksi 3.8)
dan suatu perangka tkedua (dari) bilangan kuantum padanannya.
Kemudian dikemukakan deret ketiga bilangan kuantum untuk memperhitungkan perilaku
electron dalam medan magnet.
Bohr
merupakan pelopor dalam penerapan teori kuantum kedalam bangun elektronik atom – atom.
Meskipun atom yang secara teoretis disepakati dewasa ini cukup berbeda dari atom Bohr,
Bohr diakui sebagai salah satu penciptafisika atom, bersama – sama Planck, Einstein
dan Rutherford.
Tabel
4.2Hargaperhitunganterhadaphargaeksperimenuntuk
energy pengionanbeberapa ion satuelektron
|
Ion
|
HargaPerhitungan,e
|
HargaEksperimen,
e
|
54,39
|
54,42
|
|
122,38
|
122,45
|
|
217,57
|
217,71
|
a. Harga perhitungan sedikit lebih rendah dari pada harga eksperimen ;selisihnya bertambah dengan naiknya Z,karena fakta bahwa berfungsinya inti mengelilingi pusat massanya mempengaruhi energi electron. Makin besarmassa atom,makin besar pula penyimpangan itu. Dengan mengkoreksi efek massa ini,akan diperoleh tetapan Rydberg, , yang sedikit lebih besar daripada tetapan untuk hydrogen, dan dengan tetapan ini diperoleh harga perhitungan yang kecocokannya dengan hargaeksperimenhampirsempurna.
b.
Harga eksperimen dihitung dengan izin dari
J.E. Huheey, Inoragnic Chemistry, edisi
ke-2, Harper & Row, New York, 1978.
(BandingkanhargainidenganhargadalamTabel 3.6).
TeoriElektron
Modern
4.3 SifatGelombang (dari) Materi [kembali]
Sebelum Planck mempostulatkan kuantisasi energi radiasi,umumnya diterima bahwa beda
yang mendasar antara materi dan energi radiasi ialah bahwa radiasi tidak mempunyai massa dan diteruskan sebagai gangguan mirip gelombang.
Namun,dalam tahun-tahun setelah penemuan Planck,hasil beberapa eksperimen menyarankan bahwa radiasi dapat memperdagangkan karakter mirip artikel maupun karakte rmirip gelombang,bergantung pada eksperimen tertentu
yang dilakukan.
Dalam tahun 1924 ahli fisika Perancis,
Prince Louis De Broglie memperluas konsep (bahwa cahaya bersifatbaik sebagai partikel
(foton) maupun sebagai gelombang) kepadamateri juga. Ia mempostulatkan bahwa semua materi
yang bergerak,mempunyai ciri-ciri gelombang. Sifat gelombang(dari) suatu partikel
yang bergerak di rumuskan sebagai:
Dengan lamda adalah panjang gelombang,
h tetapan Planck dan p ialah momentum. Momentum ialah hasil perkalian massa dan kecepatan partikel, p = mv. Dari persamaan de Broglie,nampak bahwa panjang gelombang berbanding terbalik dengan
momentum. Untuk suatu partikel bergerak yang relatif besar,misalnya bola baseball, p sangat besar, sehingga dari perhitungan ternyata
sangat kecil,sekitar
nm. Panjang gelombang
ini menyatakan suatu sifat yang tak bermakna (dari) bola yang bergerak itu. Namun bagi elektron
yang bergerak, p itu begitu kecil sehingga
menjadi bermakna,sering berkisar antara
1 dan 100 nm. Karena itu panjang gelombang sebuah electron yang bergerak,
mempunyai besaran yang cakup memadai untuk diperagakan secara eksperimen, yang
segera dilakukan setelah de Broglie mengusulkan teori dual bagi materi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar